Seni Tarian


 Seni Tari adalah bentuk seni yang menggunakan gerak tubuh sebagai media utama untuk mengekspresikan pikiran, perasaan, ide, dan pesan yang terorganisir secara ritmis dan estetis.

Pengertian Umum:

Tari adalah gerak badan yang berirama, dilakukan pada tempat dan waktu tertentu, seringkali diiringi oleh musik atau bunyi-bunyian, yang bertujuan untuk komunikasi, pergaulan, atau ungkapan ekspresi jiwa.

Intisari Tari:

  1. Gerak: Merupakan medium utama tari, diatur dan dimanipulasi untuk menciptakan bentuk yang indah dan bermakna.

  2. Ritmis: Gerakan harus selaras dengan irama pengiring, menunjukkan tempo, ketukan, dan durasi yang teratur.

  3. Ekspresi: Gerak menjadi wadah untuk melimpahkan emosi, perasaan, dan pesan batin penari kepada penonton.

    Seni tari tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya unsur-unsur pembentuknya, yang dibagi menjadi unsur utama dan unsur pendukung:

A. Unsur Utama (Wiraga, Wirama, Wirasa)

Unsur-unsur ini harus dipenuhi oleh penari agar sebuah tarian dapat diakui keberadaannya dan pesannya tersampaikan.

UnsurBahasa JawaKeterangan Detail
1. GerakWiraga (Raga)Berkaitan dengan keterampilan fisik dan teknik menari. Wiraga menekankan pada penguasaan gerakan tubuh (berdiri, duduk, melompat, gerak tangan, kaki) yang harus ritmis, dinamis, dan estetis. Gerak dibagi menjadi: Gerak Murni (gerak tanpa makna, hanya estetika) dan Gerak Maknawi (gerak yang memiliki arti atau simbol tertentu).
2. IramaWirama (Irama)Selarasnya gerakan dengan musik pengiring. Wirama menentukan tempo (cepat/lambat), ritme, dan durasi tarian. Iringan dapat berupa alat musik instrumen (gamelan, kecapi, suling) atau suara internal (tepuk tangan, hentakan kaki, atau nyanyian penari).
3. RasaWirasa (Rasa)Kemampuan penari untuk menghayati dan menyampaikan emosi serta pesan yang terkandung dalam tarian. Wirasa ditunjukkan melalui ekspresi wajah (mimik) dan pendalaman karakter.

Sebagian ahli juga memasukkan Wirupa (Ekspresi) sebagai unsur keempat yang berdiri sendiri, menekankan kemampuan penari dalam mengekspresikan tarian melalui mimik wajah dan penjiwaan karakter.

B. Unsur Pendukung

Unsur-unsur ini memperindah dan memperkuat penyampaian pesan tarian:

  1. Tata Rias (Make Up): Digunakan untuk menyempurnakan penggambaran karakter (misalnya riasan tebal untuk tari topeng) dan membuat ekspresi wajah lebih menonjol.

  2. Tata Busana/Kostum: Pakaian yang dikenakan penari, yang harus menyesuaikan dengan tema, makna, dan karakter tarian. Kostum berfungsi memperkuat suasana pertunjukan.

  3. Pola Lantai: Garis-garis imajiner atau pola yang dibentuk oleh penari saat berpindah tempat di atas panggung (blocking). Pola lantai penting untuk menciptakan komposisi visual yang dinamis.

  4. Properti: Alat tambahan yang digunakan penari untuk memperkuat karakter atau cerita (misalnya: selendang, kipas, payung, keris).

  5. Tata Panggung dan Lampu: Penataan arena pertunjukan dan pencahayaan yang mendukung suasana dan fokus tarian.

Jenis-Jenis Seni Tari

Seni tari dapat diklasifikasikan berdasarkan genre/alirannya dan berdasarkan bentuk penyajiannya:

A. Berdasarkan Genre/Aliran

Jenis TariKarakteristik UtamaContoh
1. Tari TradisionalDiwariskan turun-temurun, memiliki aturan gerak, busana, dan iringan yang baku. Kental dengan nilai filosofis, simbolis, dan religius.Tari Saman (Aceh), Tari Piring (Sumbar), Tari Kecak (Bali).
1.a. KlasikBerkembang di kalangan istana/keraton. Gerakannya sangat baku, berwibawa, anggun, dengan kostum mewah.Tari Bedhaya Srimpi (Jawa), Tari Legong (Bali).
1.b. KerakyatanBerkembang di kalangan rakyat biasa. Gerakannya lebih bebas, spontan, dan sederhana.Tari Reog, Tari Tayub.
2. Tari Kreasi BaruJenis tari yang dikembangkan oleh koreografer modern dengan sentuhan pembaharuan, namun masih berpola tradisi. Gerak lebih bebas tetapi tetap memiliki makna.Tari Merak (Jabar), Tari Nguri (Sumbawa).
3. Tari KontemporerTarian modern yang tidak terikat pada aturan baku tradisional. Menggunakan gerakan unik, simbolik, dan irama yang beragam (termasuk musik modern atau teknologi) untuk menyampaikan pesan emosional atau isu sosial yang mendalam.Karya Eko Supriyanto, karya koreografer modern.

B. Berdasarkan Bentuk Penyajian (Jumlah Penari)

  1. Tari Tunggal (Solo): Ditarikan oleh satu orang penari (pria atau wanita). Fokus pada ekspresi perseorangan dan kemampuan teknis penari. Contoh: Tari Gambyong.

  2. Tari Berpasangan (Duet/Pas de Deux): Ditarikan oleh dua orang penari (pria-pria, wanita-wanita, atau pria-wanita). Menekankan koordinasi, keserasian tempo, dan interaksi antara kedua penari. Contoh: Tari Payung, Tari Bambangan Cakil.

  3. Tari Kelompok (Group Choreography): Ditarikan oleh lebih dari dua orang. Membutuhkan jalinan gerak dan pola lantai yang terpadu untuk mencapai keindahan komposisi visual yang utuh. Contoh: Tari Saman, Tari Bedhaya.

Fungsi Seni Tari

Seni tari memiliki fungsi yang beragam, tergantung pada konteks sosial dan budaya tempat tarian itu ditampilkan:

  1. Sarana Upacara Keagamaan/Adat: Tari digunakan sebagai ritual sakral untuk berkomunikasi dengan alam gaib, permohonan kesuburan, upacara kematian, atau penobatan.

  2. Sarana Hiburan: Tari diciptakan untuk kesenangan dan tontonan yang bersifat rekreatif, seringkali spontan dan memiliki interaksi dengan penonton.

  3. Sarana Pertunjukan (Seni Teatris): Tari ditampilkan secara terencana, memiliki koreografi, properti, tata panggung, dan cerita yang jelas untuk dinikmati oleh khalayak luas.

  4. Sarana Komunikasi/Ekspresi: Tari menjadi media bagi seniman (koreografer dan penari) untuk menyampaikan perasaan, ide filosofis, atau kritik sosial.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama